AlQur'an Surat Al-Ma'idah Ayat ke-32 dan Terjemahan Bahasa Indonesia. Sukses. liputan6. CARI. Home; News; Crypto; Saham; Bisnis; Ayat 115; Ayat 116; Ayat 117; Ayat 118; Ayat 119; Ayat Selanjutnya (33) TOPIK POPULER # Astrid Tiar # Ferdy Sambo # Citayam Fashion Week AsbabunNuzul - Sebab Turunnya Ayat Al-Qur'an Imam Jalaluddin As- Suyuthi. Surah At-Taubah Ayat 117; Surah At-Taubah Ayat 122; 10. Surah Yunus. Surah Yunus Ayat 2; 11. Surah Hud. Surah Hud Ayat 5; Surah Hud Ayat 8; Surah Hud Ayat 114; 12. Surah Yusuf. Surah Yusuf Ayat 3; 13. Surah Ar-Ra'd. Surah Ar-Ra'd Ayat 8; Surah Ar-Ra'd Ayat 13; 114 Dan laksanakanlah salat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah). Share. Copy. Ayat 113. QS. Hud. Vay Tiền Nhanh. Tafsir Jalalayn Tafsir Quraish Shihab Diskusi Dan Rabbmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara lalim dengan sesuka-Nya terhadap negeri-negeri tersebut sedangkan penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan orang-orang yang beriman. Bukan merupakan suatu ketentuan dan keadilan Allah di alam ini, untuk menganiaya penduduk suatu negeri dengan membinasakan mereka, padahal mereka berpegang teguh pada kebenaran dan melaksanakan segala kebaikan secara konsisten serta mengerjakan segala yang membawa kemaslahatan bagi diri mereka dan orang lain. Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir Admin Submit 2015-04-01 021331 Link sumber Dia tidak berbuat zalim kepada mereka. Oleh karena itu, Allah tidak akan membinasakan mereka kecuali apabila mereka berbuat zalim dan telah tegak hujjah kepada mereka. Maksud ayat ini bisa juga bahwa Allah tidak akan membinasakan neger-negeri karena kezaliman mereka yang dahulu apabila mereka telah rujuk dan memperbaiki amal mereka, karena Allah akan memaafkan mereka, dan menghapuskan kezaliman mereka yang telah lalu. 1. Redaksi Ayat وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ ١١٧ وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ ١١٨ إِلا مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لأمْلأنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ ١١٩ 2. Arti dan Makna Mufrodat Kata مصلحون atau orang-orang yang berbuat kebaikan. Seseorang dituntut, paling tidak, menjadi shalih, yakni seseorang yang memelihara nilai-nilai sesuatu sehingga itu tetap bertahan sebagaimana adanya, dan yang demikian itu tetap berfungsi dengan baik dan bisa bermanfaat bagi orang lain. Kata لو sekiranya dalam firman-Nya sekiranya Allah menghendaki, menunjukkan bahwa hal tersebut tidak dikehendaki-Nya, karena kata tersebut tidak digunakan kecuali untuk mengandaikan sesuatu yang tidak mungkin terjadi atau mustahil. Kata أمة atau umat berarti semua kelompok, baik manusia maupun binatang yang dihimpun oleh sesuatu, seperti agama yang sama, waktu dan tempat yang sama, baik penghimpunannya secara terpaksa, maupun atas kehendak mereka sendiri. Kata رحم berarti hidayah, yakni merupakan tujuan penciptaan, dengan artian tujuan perantara menuju tujuan akhir yaitu kebahagiaan abadi. 3. Terjemah 117. dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara dzalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan. 118. Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, 119. Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu, dan untuk itulah Allah menciptakan mereka, kalimat Tuhanmu keputusan-Nya telah ditetapkan Sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia yang durhaka semuanya. 4. Analisa Kandungan dan Tafsir Ayat Menurut tafsir Kementrian Agama pada ayat 117 Allah SWT, menjelaskan bahwa, Dia tidak akan membinasakan suatu negeri jikalau penduduk negeri tersebut masih gemar berbuat kebajikan, tidak mengadakan kelaliman seperti tidak melakukan perbuatan liwat suka sesama jenis bagi kaum laki-laki seperti halnya kaum Nabi Luth tidak mengurangi timbangan sebagaimana halnya kaum Nabi Syuaib tidak patuh kepada pimpinannya yang kejam dan bengis seperti halnya Fir'aun, dan kejahatan lain, karena yang demikian itu adalah suatu kelaliman. Dan sungguh Allah SWT mustahil menyuruh melakukan yang demikian itu. Pada ayat 118 Allah SWT menjelaskan bahwa kalau Dia menghendaki, maka manusia menjadi umat yang satu dalam beragama sesuai dengan fitrah asal kejadiannya, tidak memiliki ikhtiar sehingga samalah mereka itu seperti semut dan lebah yang hidup bermasyarakat dan seperti malaikat yang hidup dalam kerohanian yang diciptakan hanya untuk patuh dan taat kepada Allah, berakidah yang benar, dan tidak pernah berbuat ingkar maupun khianat. Tetapi Allah SWT menjadikan manusia itu mempunyai usaha berbuat dengan ikhtiar tanpa adanya paksaan dan dijadikan berbeda-beda tentang kemampuan dan pengetahuannya. Demikian kehendak Allah SWT mengenai kejadian manusia. Ada yang mendapat rahmat, taufiq, dan hidayah dari Allah SWT, sehingga tetaplah mereka bersatu dan menggalang persatuan, maka mereka adalah termasuk golongan orang-orang yang gembira dan akan ditempatkan di surga. Ada pula yang tak putus-putusnya dan merakalah termasuk golongan orang-orang celaka yang akan menjadi penghuni neraka. Allah SWT juga mengakhiri ayat ini dengan satu ketegasan bahwa telah menjadi kehendak-Nya akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia yang selalu berbuat jahat dan dosa selama masih hidup di muka bumi ini. Demikian tafsir Kementrian Agama pada ayat ke 119. Baca juga Tafsir Surat An-Nisa' Ayat 36 Tentang Tanggung Jawab Manusia 5. Kandungan Hikmah Sebagai makhluk ciptaan Allah yang mewarisi nilai-nilai Ketuhanan berdasar keteladannya terhadap Rasulullah SAW, sangat tidak wajar jika manusia melakukan sifat munkar. Jika itu adalah pilihannya tentu Allah akan mendatangkan adzab kepadanya. Allah tidak menjadikan manusia sebagai umat yang satu, mengandung banyak hikmah bahwa Allah memberi keluasan dalam mengembangkan potensinya demi kemaslahatan umat. Atas Kasih dan Sayang Allah serta penghormatan yang tinggi terhadap manusia yang yang berbuat kebajikan, Allah akan membalasnya dengan menghindarkan suatu kaum dari kehancuran peradaban/tatanan yang telah dibangun. Al-Qur'an Surat Hud Ayat 117-119. وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَىٰ بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ . وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً ۖ وَلَا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ . إِلَّا مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ ۚ وَلِذَٰلِكَ خَلَقَهُمْ ۗ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ "dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan. Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. dan untuk Itulah Allah menciptakan mereka. kalimat Tuhanmu keputusanNya telah ditetapkan Sesungguhnya aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia yang durhaka semuanya." QS. Hud 117-119 Memahami Isi Kandungan QS. Hud Ayat 117-119. Ayat ini menginformasikan bahwa kalau dalam suatu negeri masih ada orangorang baik, maka Allah Swt tidaklah akan membinakan negeri itu dengan aniaya, dengan tidak ada sebab. Adzab turun disebabkan perbuatan zalim manusia, maka berbuat baiklah untuk menghindarinya. Kezaliman terjadi bila seseorang mengambil hak orang lain,baik karena ia butuh atau karena ia jahat. Allah Swt Maha Kaya tidak membutuhkan sesuatu. Tidak ada sesuatu yang ada pada manusia atau alam raya yang dibutuhkan Allah, bahkan semua adalah milik-Nya, karena Allah-lah yang menganugerahkannya. Selain itu, perlu dipahami bahwa Allah Swt menciptakan manusia berbeda-beda dan tidak dijadikan bersatu merupakan sunnatullah. Perbedaan ini membawah hikmah yang besar bagi kehidupan manusia. Dengan adanya perbedaan pendapat/pemikiran dapat membuat peradaban manusia berkembang maju. Bisa dibayangkan kalau manusia itu dijadikan satu dalam; keinginannya, ilmunya, wataknya dan seterusnya, maka kehidupan manusia akan berjalan stagnan. Perselisihan adalah rahmat dan nikmat yang sempurna jika manusia pandai membawakannya. Sebab itu, hendaklah dipertinggi kecerdasan dan kesadaran beragama sehingga perselisihan dan perbedaan benar-benar menguntungkan bagi kehidupan manusia. Kalau Allah Swt berkehendak menjadikan semua manusia sama, tanpa perbedaan, maka Dia menciptakan manusia seperti binatang tidak dapat berkreasi dan melakukan pengembangan, baik terhadap dirinya apalagi lingkungannya. Tetapi itu tidak dikehendaki Allah Swt, karena Dia menugaskan manusia sebagai khalifah. Dengan adanya perbedaan itu, manusia dapat berlomba-lomba dalam kebajikan, dan dengan demikian akan terjadi kreatifitas dan peningkatan kualitas. Karena hanya dengan perbedaan dan perlombaan yang sehat, kedua hal itu akan tercapai. Antara lain untuk itulah manusia dianugerahi-Nya kebebesan bertindak, memilah dan memilih. Tetapi ada perbedaan yang tidak direstui Allah Swt. Ada perbedaan yang dikecam-Nya, yaitu perbedaan dalam hal prinsip-prinsip ajaran agama. Allah Swt menganugerahkan manusia akal pikiran, potensi baik dan buruk, dan dalam saat yang sama mengutus para nabi dan rasul, menurunkan kitab suci, untuk mengukuhkan fitrah kesucian yang melengkapi jiwa manusia, dengan harapan kiranya manusia tidak perlu berselisih. Tetapi ternyata sebagian manusia menggunakan potensi-potensinya itu untuk berselisih pula dalam prinsip-prinsip pokok agama. Baca Juga Kandungan Al-Qur’an Surat Al-An’am Ayat 70 Tentang Tanggung Jawab Manusia Terhadap Masyarakat Kandungan Al-Qur’an Surat Thaha Ayat 132 Tentang Tanggung Jawab Manusia Terhadap Keluarga Kandungan Al-Qur’an Surat At-Tahrim Ayat 6 Tentang Tanggung Jawab Manusia Terhadap Keluarga Mereka berselisih menurut kecenderungan, cara berpikir dan hawa nafsu masing-masing, serta bersikeras dengan pendapatnya. Kecuali, orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhan. Karena itu, Allah Swt memperingatkan siapa yang memilih selain ajaran-Nya maka dia terancam oleh siksa-Nya. Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang isi kandungan Al-Qur’an Surat Hud Ayat 117-119 tentang tanggung jawab manusia terhadap masyarakat. Sumber buku Tafsir Ilmu Tafsir Kementerian Agama Republik Indonesia, 2016. Kunjungilah selalu semoga bermanfaat. Aamiin.

asbabun nuzul surat hud ayat 117 119